Beredarnya buku-buku tulisan H. Mahrus Ali di berbagai tempat di wilayah Indonesia benar-benar sangat meresahkan ummat Islam. Otomatis itu menjadikan fitnah besar bagi kaum Nahdhiyyin dan bisa mengancam persatuan dan kesatuan ummat Islam di Indonesia, bahkan bisa mengancam eksistensi Indonesia sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang menganut ideologi Pancasila dan berazaskan Undang-undang Dasar 1945. Atas dasar itu, Tim Sarkub bersama kawan-kawan yang tergabung dalam group “SARKUBIYAH” melakukan silaturrahim ke rumah kediaman H. Mahrus Ali di Tambakwaru Sidoarjo, Surabaya – Jawa Timur untuk meminta penjelasan langsung mengenai buku-buku tulisannya yang meresahkan masyarakat dan menyesatkan itu.
Senin Wage, 22 November 2010 M/ 15 Dzulhijjah 1431 H menjadi hari bersejarah bagi Tim Sarkub. Di hari itulah mereka memulai perjalanan untuk ‘menginvestigasi” H. Mahrus Ali, pengarang buku-buku yang menyudutkan NU, di kediamannya di Tambaksumur waru Sidoarjo – Jawa Timur. Sebe lum menuju rumahnya H. Mahrus Ali (yang ngaku2 Mantan Kiai NU), mereka berlima silaturrahim terlebih dahulu ke rumah keponakannya yang bernama H. Mahmud alumni pesantren Langitan untuk berbincang-bincang sebentar sambil mengemukakan maksud dan tujuan kedatangan baik kami ke sana. Karena, rumahnya H. Mahmud terletak pas berada di gang yang mau menuju rumahnya H. Mahrus Ali. Tentunya tidaklahh sopan apabila melewati rumahnya begitu saja.
Dalam silaturrahim itu mereka mendapat gambaran tentang ajaran yang dianut oleh Mahrus Ali, bahkan mereka mendapat informasi bahwa Mahrus Ali itu mengharamkan makan daging ayam dikarenakan ayam mempunyai cakar. Begitupula, Mahrus Ali mengharamkan makan tahu dengan alasan tahu itu mengandung cuka.
Setelah bersilaturrahim kemudian mereka menuju langsung ke rumahnya Mahrus Ali untuk bersilaturrahim dan ingin menanyakan langsung tentang penggunaan istilah “Mantan Kiai NU” dalam setiap karangannya.
Alhamdulillah berkat anugerah Allah swt mereka bisa menemui dia dengan begitu mudahnya. Padahal menurut informasi yang didapatkan di masyarakatnya bahwa dia itu sulit sekali ditemuinya terutama dengan orang yang tidak sepaham dengannya. Bahkan ibu kandungnya sendiri ketika sakit keras, dia (Mahrus Ali) tidak mau menemuinya dengan alasan tidak sepaham dengannya.
Dalam silaturrahim itu Tim Sarkub sempat berdialog langsung dengannya dan alhamdulillah mereka berhasil membongkar kebohongan dan kebusukan Mahrus Ali yang menganut paham Wahhabi beserta penerbit buku-buku karangannya, yang telah menghina dan melecehkan NU. Dengan demikian, mereka sudah sepantasnya diseret ke pengadilan untuk diadili dan mendapatkan hukuman yang setimpal sesuai dengan perbuatan mereka.
Mereka sempat mengambil foto secara rahasia lewat hp untuk dijadikan sebagai data dan bukti yang valid. Karena, H. Mahrus Ali tidak mau difoto dan menghukumi haram masalah foto. Begitupula, mereka sempat berdialog dan mengajukan beberapa pertanyaan kepada Mahrus Ali termasuk masalah penggunaan istilah “Mantan Kyai NU” di setiap buku karangannya. Ternyata dalam jawaban Mahrus Ali penggunaan istilah “Mantan Kiai NU” itu bukanlah dari kemauan H. Mahrus Ali (Wahhabi tulen) sendiri, tetapi istilah itu merupakan keinginan dan hasil rekayasa dari penerbit “Laa Tasyuk” yang menerbitkan buku-buku karangannya dengan tujuan agar buku-buku tersebut best seller di pasaran. Buku2 tersebut pada hakikatnya merupakan suatu pelecehan dan penghinaan terhadap eksistensi NU baik di forum nasional maupun internasional. Dengan demikian, mereka meminta langsung kepada H Mahrus Ali dengan sejujurnya untuk membuat pernyataan mengenai istilah Mantan Kyai NU yang merupakan bukan pilihannya sendiri sebagai suatu klarifikasi agar tidak menjadi fitnah berkepanjangan di kemudian hari.
Kyai Thobary bersama Mahrus Ali di sampingnya yang sedang menulis Surat Pernyataan.
Inilah surat pernyataan Mahrus Ali yang sejujurnya kepada Kyai Thobary. Mahrus mengatakan bahwa penggunaan istilah “Mantan Kiai NU” bukan berasal dari dia sendiri. Tetapi itu merupakan pilihan dari pihak penerbit “Laa Tasyuk” yang terlalu dipaksakan demi untuk mengeruk keuntungan pribadi lewat buku2 tulisan Mahrus Ali yang diterbitkannya. Untuk lebih jelasnya lagi kami salin kembali surat pernyataan Mahrus Ali di bawah ini:
“MANTAN KYAI NU BUKAN PILIHAN SAYA DAN SAYA SUDAH BILANGKAN KEPADA WARTAWAN AULA, SAYA MINTA AGAR DIGANTI TAPI SAYA TIDAK MAMPU”
TGL 15 DZULHIJJAH 1431 H
WASSALAM
MAHRUS
Inilah scan surat pernyataan aslinya!!
Judul: Investigasi Tim Densus 99 Sarkub Terhadap Mahrus Ali
Rating Blog: 5 dari 5
Ditulis oleh Admin
Anda sedang membaca artikel Investigasi Tim Densus 99 Sarkub Terhadap Mahrus Ali. Jika ingin mengutip, harap memberikan link aktif dofollow ke URL http://mantankiainu.blogspot.com/2012/07/investigasi-tim-densus-99-sarkub.html. Terima kasih sudah singgah di blog ini.
Rating Blog: 5 dari 5
Ditulis oleh Admin
Anda sedang membaca artikel Investigasi Tim Densus 99 Sarkub Terhadap Mahrus Ali. Jika ingin mengutip, harap memberikan link aktif dofollow ke URL http://mantankiainu.blogspot.com/2012/07/investigasi-tim-densus-99-sarkub.html. Terima kasih sudah singgah di blog ini.
mantap sarkubiyyah...
ReplyDeleteLawan terus premanisme islam
Pantas ndak mau makan ayam....lha huruf tulisannya spt cakarnya.
ReplyDeletesetahu saya lewat pak kyai kampung sebelahku ya hati2 makan ayam,bila krg jelas cara nyembelihnya.
salut buat team sarkubiyyah....pendekatannya menghasilkan pencerahan.jempol buat gus-gus di sarkub
Dulu kan beliau pernah menjabat Pimpinan NU jatim kan? Kenapa sekarang kq g diakui, Heem apa q yang salah berita ya? Hahahaha, klo pak makrus anti ibunya q rasa ini dusta, Allahhua'lam. Apa yang kita lakukan pasti dicatat kq, mana yg benar bsk qt melihatnya. NU apa WAHABI sama2 mengaku Ahlussunah, ya udah kembalikanlah pada dien yang benar yang sesuai dg apa yang Rasulullah saw ajarkan. Ribut buku g masalah, ribut tawuran bahaya
ReplyDeleteBukan mas.. itu mahrus ali yang sudah wafat dari bio nya smpe beliau pemimpin pondok ga pernah jadi anggota wahabi n pejuang nu beda....!!! Bukan mahrus ali yang ini kalo yang ini yang abal2
Deletemas,ada yang namanya sama tapi sudah wafat.. KH mahrus ali pengasuh pondok lirboyo,bukan yang ini.. bias dicek langsung ke TKP.. atau lainnya, nuhun.
ReplyDelete